Monday, March 27, 2017

Lavinia Stamps Downloadable Designs Fairies on Fabric 0

Lavinia Stamps Downloadable Designs Fairies on Fabric 0




BAB I
PENDAHULAUAN

A.    Latar Belakang
Bagi masyarakat majmuk , diskusi tentang kemoralan secara pilosofati akan senatiasa aktual dan relevan. Modal kita sama , yakni kemampuan intelektual dan rasional. Kepentingtan  titik-titik dalam kemoralan bagi pengembangan hidup bersama  sesuai dengan martabat manusia. Secara umum disadari kiranya bahwa banyak orang yang  pengertiannya tentang moral belum disempurnakan sehingga menjadi pengertian orang dewasa, apalagi  pengertian orang pelajar . mengingat kenyataan ini, maka sangat diperlukan paparan tentang moral untuk memberikan pengertian yang replekstif. Karena manusia kita ketahui memiliki jati diri dari nenek monyang  yang menjadi sebuah tradisi  baik itu secala susila atapun sopan santun yang lainnya.
Manusia tanpa memiliki susila takkan memiliki Negara yang teratur, tidak mungkin ada demokrasi , tidak mungkin ada ekonomi sehat dan tidak mungkin ada budaya - budaya yang ada pada saat ini. Disini kami mencoba memaparkan bagai mana sebuah tujuan dari filsapat moral  yang menjadi acuan kita bertingkah laku. Secara garis besar filsafat moral adalah sebuah ilmu yang mempelajari fakta pengalaman bahwa  manusia bisa membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dari yang buruk, dan manusia memiliki rasa yang wajib.

Konsep Hati Nurani memberi perinsip umum seperti jangan berdusta, jangan mencuri, jangan membunuh dan lain-lain.  Tetapi hukum tidak mengatakan apakah perbuatan tertentu yang di kerjakan oleh peribadi tertrentu ini dia waktu sekarang dan disini ini adalah suatu perbuatan  berdusta, mencuri, membunuh. Hukum akan tidak ada gunanya jika semua orang tiadak mempunyai kemampuan untuk menerapkan hukum pada situasi konkrit di tempat orang tadi berada. Kemampuan ini, yakni menghubungkan hubungan hukum dan perbuatan individual, adalah apa yang disebut dengan hati nurani. Sekian jauh moralitas obyektiflah ke moralitas obyektif moralitas. Sebab, dengan menggunakan keduanya kita dapat mengerti, apakah suatu perbuatan tertentu itu perbuatan yang menurut hakikatnya baik ataupun buruk, ataukah independen.
Dengan konsep hati nurani bisa menentukan sesuatu itu baik ataupun buruk, untuk itu perlu kita kaji kembali dan memperdalam tentang hakikat dari hati nurani ini.

B.Rumusan Masalah
Dari berbagai latar belakang di atas maka kami menyimpulkan yang menjadi rumusan masalah yang kami maksud adalah sebagai berikut :
a.Apakah hati nurani itu ?
b.Bagaimana Konsep Hati Nurani ?
c.Bagimana keputusan hati nurani di buat ?
d.Haruskah kita mengikuti  hati nurani ?
e.Bolehkah kita bertindak dengan hati nurani bimbang ?
f. Bagaimana keraguan hati nurani dapat diselaisekan ?

Beberapa m permasalah diatas akan kita kupal lebih lanjud dibalam pembahasan makalah ini. Guna mengetahui makna dan peranan hati nurani kita.

BAB II
PEMBAHASAN


KONSEP HATI NURANI

A. Pengertian Hati Nurani Manusia
Dalam sejarah kebangkitan orde baru, kite kenal dengan adanya teritura (tiga tuntutan hati nurani rakyat), yang berakar pada hati nurani manusia, orang Indonesia yang tertindas pada masa orde lama, lalu bangkit menyusul oleh ordeb baru. Kata hati nurani manusia (het geweten van den mens , the consciecen of mean ). Kita tahu bahwa arti hati nurani kemanusiaan ( manusia) dalam hubungan itu jauh lebih luas dari pada yang kita maksud dalam uraian ini. Hati nurani dalam tritura Indonesia adalah budi manusia sepanjang menemukan semua hal-hal atau kebenaran-kebenaran yang universal  yang dimanapun dan pada bangsa mana pun sama, karna hati nurani manusia bersarang pada kemanusiaan yang sama pada setiap orang dan bangsa di dunia.
Sepanjang budi manusia menemukan kebenaran yang universal, yang umum dan abadi sepanjang masa budi manusia berwujut satu terang, sinar. Dalam hubungan ini akan memakainya pada penyusunan tindakan kemanusiaan.

B. Hati Nurani
Hati nurani kadang-kadang disebut dengan suara tuhan. Tetapi istilah tersebut harus diterima secara metafosis, jangan sampai harafiah. Hal tersebut tidah berarti bahwa  kita dapat revelasi/wahyu khusus dari tuhan tentang setiap perbuatan yang akan kita perbuat. Tuhan berbicara kepada kita melalui kodrat tersebut. Manifestasi  adikodrati adalah diluar pilsapat moral. Hati nurani bukanlah merupakan kemampuan khusus, berbeda dari inteleks. Bila tidak demikian, berarti keputusan kita atas kebenaran dan kesalahan perbuatan-perbuatan individual kita akan nonrasional, nonintelektual sifatnya, produk sesuatu naluri yang buta. Jelas perbuatan semacam itu tidak dipunyai oleh makhluk yang ciri khasnya rasionalitas. Moral sence theory  karenanya tidak dapat diterima. Hati nurani adalah suatu fungsi yang intelek peraktis. Bukan soal benar atau salah dalam teorinya, yang dipersoalkan oleh hati nurani adalah seperti “mengapa berdusta salah ?”, mengapa keadilan harus dijalankan ?.
Konsep Hati nurani mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan peraktis : apa yang perlu dikerjakan dalam situasi kongkrit ini ?, bila aku kerjakan perbuatan ini aku berpikir. Berdustakah aku ? Juga intelek peraktis yang sama itu yang kita pakai membuat keputusan apa 6yang harus dikerjakanatau apa yang haruis disingkiri dalam soal-soal hidup lainnya seperti : bagaimana perusahaan yang akan saya usahakan, bagimana menggunakan uangku, bagimana membangun rumahku, bagimana kesehatanku, dan lain sebagainya. Seperti juga keputusan-keputusan lainnya, konsep hati nurani dapat salah, dapat membuat keputusan moral yang palsu. Sebagimana orang bias membuat kesalahan-kesalahan dalam bidang hidup lainnya, demikian ia juga bisa salah dalam tingkah laku peribadinya. Tetapi dalam kesemuanya itu manusia hanya punya satu bimbingan, yaitu itu inteleknya. Hati nurani kita beri batasan : keputusan peraktis akal budi yang mengatakan suatu perubahan buruk maka harus dihindari.

Ada tiga hal yang di cangkup dalam hati nurani :
a.    Intelek sebagi kemampuan yang membentuk keputusan-keputusan tentang perbuatan-perbuatan individual yang benar dan salah.
b.    Proses pemikiran yang ditempuh intelek guna mencapai keputusan semacam  itu.
c.    Keputusan sendiri yang merupakan kesimpulan proses pemikiran.
        Hati nurani sebenarnya hanya mengatakan yang paling akhir itu, tetapi
        memuat hal lainya diatas. Maka hati nurani bisa kita artikan ketiga    
        poin diatas.

C. Perbuatan Manusia Qua Talis
Dalam menganalisis sumber-sumber perbuatan insan telah kita temukan bahwa perbuatan manusia akan jadi perbuatan manusia qua talis jika dipengaruhi budi dan kehendak.

Dalam perinsip perbuatan manusia qua talis selalu ada pengaruh kerja budi. Sampai dimanakah kerja budi itu.hal itu telah kita temukan bawa perbuatan harus diketahui lebih dahulu sebagai perbuatan, harus ada pengertian dari perbuatan itu,perbuatan haruslah berada dibawah sinar budi manusia, dibawah budi nurani, hati nurani manusia. Dalam artian bahwa perbuatan manusia disinari, disoroti, diterangi oleh budi manusia sehingga jelas perbuatan manusia ituterjadi oleh manusia. Setelah perbuatan itu diterangi oleh budi manusia, tempaklah bagaimanakah wujud perbuatan itu, andai kata punya warna apakah perbuatan itu merah, hitam, putih atau hijau. Meskipun tidak mempunyai  warna tapi memang karena sinar budi manusia benar tampak jelas bentuknya..

Tiap kemanusiaan adalah satu, perbedaan kulit dan warna, perbedaan bentuk dan rupa tidak mempunyai akibat perbuatan kemanusiaan. Selama manusia disebut manusia, selama masih mempunyai alam  kodrat manusia, selama itu pula manusia  tetap mempunyai hati nurani insani. Oleh karena itu, hati nurani kemanusiaan adalah konsekuensi dari alam kodrat manusia, karena  hati nurani kemanusiaan adalah  sinar dari budi kemanusiaan dalam arti nicellect. Untuk itu, hati nurani adalah suatau keharusan mutlak dari kemanusiaan, suatu keharusan mutlak sebagai akibat dari alam kodrat budi yang bibawa oleh kodrat manusia.

D. Keputusan Hati Nurani